Jumat, 24 Juni 2011

Malaysia’s Story


Dikarenekan die punye judul “Malaysia’s Story” make dari itu saye pun menulis ini cerite menggunekan bahase melayulah.  Dan anda semuapun saye harap membacenye pun dengan logat melayulah, supaye bole menerime dengan baik dan benar.

Keberatan baca pake bahasa dan logat melayu? Tenang aja, untuk selanjutnya saya akan menceritakannya dengan bahasa sehari-hari, yaitu bahasa tubuh bahasa kita, bahasa Indonesia.  Karena sayapun juga capek nulisnya, beda kali dengan bahasa kita biasa. Haha...

Sedikit tentang paragraf pertama, saya harap anda membaca huruf “e” dengan “e” lemah.  Jangan sekali-sekali anda mengganti dengan “e” keras...!!! jangan !!! karena anda akan berpindah jauh dari bahasa melayu ke bahasa betawi... (silahkan dicoba )

Haahaha, ini lah uniknya bahasa mereka.  Bahasa yang lucu jika di bandingkan dengan bahasa kita.  Bukan berarti juga bahasa kita lebih baik dari mereka.  Contoh : dalam bahasa sehari-hari kita, kita mengenal “polisi tidur”.  Namun, dalam bahasa mereka, mereka menyebutnya “bonggol”.  Apa itu bonggol? Kenapa polisi tidur ? nah, manakah yang lucu menurut pembaca? Polisi tidur atau bonggol? Silahkan teman-teman pikirkan sendiri..  tapi menurut saya, polisi tidur lah yang cukup aneh untuk dijadikan nama sebuah hasil buatan manusia dari semen yang memanjang dari pinggir jalan kepinggir  lainnya. Contoh lainnya tentang perbedaan bahasa mereka dengan bahasa kita,

Pertanyaan                                          :  disebut apakah orang yang mengendarai kereta?
Jawaban dalam bahasa Indonesia        : MASINIS
Jawaban dalam bahasa Malaysia         : SUPIR / DRIVER

Mengapa demikian ? karena di sana, kereta adalah sebutan untuk mobil, bukan kereta seperti yang bahas kita maksud.  Jadi apa dong sebutan untuk kereta di sana? Sebutan untuk kereta di sana adalah TREN, ya TREN.  Tidak !!! saya tidak salah tulis !!! karena memang seperti itulah adanya.  Maka jadinya seperti ini KERETA : TRAIN : TREN.  Tiga kata ini memiliki arti dan makna yang sama.  Unik kan? Biasa aja ? terserah anda, itu pendapat anda.

Ya beberapa hari lalu saya hadir di Malaysia bersama ayah saya.  Sebuah perjalanan  yang cukup melelahkan, namun belum bisa di pastikan sebuah perjalanan yang memuaskan atau tidak.  Mengapa melelahkan? Ini cerita singkatnya,

Perjalanan dari Batam menuju Kuala Lumpur (KL) saya tempuh dan berangkat menggunakan kapal FERI pukul 15.00 WIB (waktu Indonesia Barat).  Perjalanan sekitar 2 jam, sehingga sampai di Stulang Laut pukul 18.00 WMBMEATT (Waktu Malaysia Bagian Mana Entah Akupun Tak Tau).  Perjalanan dilanjutkan naik taxi menuju Stesen Tren (Stasiun Kereta).  Memesan tiket, dan ternyata tiket kereta ke KL cuma ada pukul 23.55 WMBMEATT. Alhasil, aku harus menunggu duduk diam termenung dari pukul 19.00-23.55 waktu setempat.  Kurang lebih 5 jam saya duduk menunggu.  Perjalanan menuju KL menggunakan kereta, di tempuh selama kurang lebih 8 jam.  Mandi di stasiun KL dan langsung menggunakan LRT ( Light Rail Transit ) menuju Gombak, tempat tujuan utamaku ke Malaysia, tak lain tak bukan untuk mengantar berkas persyaratan penerimaan mahasiswa baru di IIUM (Internastional Islamic University of Malaysia).  Perjalanan menggunakan LRT menuju gombak kurang lebih 30 menit, begitu juga untuk perjalanan pulang ke stesen bas ( terminal bis ).  Perjalanan pun di tempuh dari KL menuju Larkin menggunakan bis selama 4 jam. Kemudian naik taxi ke Stulang Laut dan naik Feri, kembali ke Tanah Air.

Itulanh mengapa perjalanan ini cukup melelahkan, karena semua itu hanya dilakukan dalam waktu dua hari satu malam.  Lalu mengapa belum bisa dipastikan memuaskan atau tidak?  Tentu saja dapat dipastikan setelah pengumuman penerimaan mahasiswa baru IIUM yang akan diumumkan setelah tiga minggu sejak masuknya berkas.  Tentu saja akan menjadi perjalanan yang melelahkan dan tidak memuaskan jika tidak di terima di IIUM.  Dan perjalanan melelahkan takkan terasa karena hasil yang memuaskan setelah dapat di terima di IIUM.  Jadi bagaimanakah ending ceritanya?  Saya belum dapat pastikan.

Untuk para pembaca, mohon doanya untuk hal yang terbaik...
Sekian dari saya, tentang negeri tetangga yang serumpun..
Semoga tidak ada pertentangan antara kita dan mereka...
Kita memang harus  cinta akan tanah air kita, namun kita juga harus cinta akan perdamaian dunia..
Piss

1 komentar:

  1. Bal Bal... Siapalah om Bama itu kakak kira. Ternyata Iqbal Nughraha toh. Hehe. Anw gmn hasilnya? Luluskah? IIUM itu tmpt bg Randi Zulmariadi juga ya? Semangat Iqbal....

    BalasHapus