Gak akan pernah bosan sepertinya aku
menceritakan hal yang satu ini. TATA
LAKSANA. Entahlah aku sangat-sangat
bangga memiliki teman-teman yang ada di dalam tata laksana ini, bahkan aku
seperti punya keluarga di tata laksana ini, bukan sekedar teman. “terlalu banyak kisah” bagiku kalimat itu
sudah paling cukup dan pantas untuk menggambarkan tata laksana. Bahkan kisah-kisahnya pun tak akan berhenti
sampai di situ saja, akan terus ada kisah-kisah lainnya yang terus berjalan dan
terus terukir di sini, di tata laksana.
Entah kisah apa yang menanti di depan sana, aku mengharapkan kisah yang
indah, happy ending atau sad ending ?
aku lebih memilih never ending.
Bicara tentang tata laksana, tak
akan lepas dari berbicara tentang tatib alias tata tertib. Ya, kekeluargaan mantan tatib yang sangat luar
biasa adalah salah satu alasan besar kenapa aku merasakan kekeluargaan pula di
tata laksana. Kekeluargaan di tata
laksana yang aku rasakan saat ini tak lain tak bukan adalah bentukan dari
mantan-mantan tatib yang menjadi pelatih tata laksana. Mereka-mereka menularkan kekeluargaan yang
mereka miliki kepada kami tata laksana.
Bahkan, mereka juga menganggap kami tata laksana seperti adik bungsu
mereka. Akhirnya kekeluargaan yang aku
rasakan kini tak hanya di tata laksana saja, tapi juga di teman-teman pelatih,
teman-teman tatib, mantan divisi tata tertib yang sudah membentuk keluarga
besar tatib sejak lama. Kami bagai adik
bungsu yang baru lahir, dengan nama yang berbeda dari kakak-kakaknya. Ya seperti adik bungsu yang memiliki marga
berbeda dari kakak-kakaknya.
Kakak-kakaknya memiliki marga tatib atau tata tertib, sementara kami si
anak bungsu menggunakan marga talak atau tata laksana. Entah itu hal tragis atau apa, yang pasti hal
ini membuat kami sangat canggung kalau harus berhadapan dengan mereka. Mencoba untuk berinteraksi layaknya
kakak-adik, tetapi tak semudah yang dibayangkan. Tapi semuanya memang harus dicoba, perlu
waktu memang untuk dapat menghilangkan jarak atau gap bagi kami si pemilik
gelar berbeda, untuk dapat benar-benar merasakan kekeluargaan di sini, di tata
laksana dan tatib, sebagai pengganti keluarga di kampus. Tata laksana dan tata tertib, entah bagaimana
menyatukan dua marga ini ?
Laksana Tata Tertib atau Laksana
Tatib, mungkin nama yang cukup lumayan untuk menamakan keluarga dengan dua
marga ini.