Kamis, 21 Februari 2013

Puisi



Sepi di Malam Sunyi

Dengan mantel hitam dan wajah yang gusar,
Aku menyadari seharusnya kita bertemu malam itu
Aku bertanya pada diriku sendiri
“Benarkah aku mengharapkannya ?”

Satu persatu rintik hujan mulai turun
Aku bergegas di sepanjang jalan
Seperti biasa aku tak membawa payung, kehujanan dan basah kuyup
Aku tahu, aku tak bisa menyalahkan siapapun
Kuharapkan sebuah tragedi yang sesuai dengan kehendakku
kebahagiaan yang sedikit, aku rasa itu sudah cukup
Aku yakin dan mengerti, di malam yang tenang dan sunyi ini, kau takkan datang menemuiku

Bagiku orang yang lemah adalah orang yang diperbudak oleh waktu
Terlintas kenangan yang tak mau menghilang
Jangan mengeluh, bagaimanapun juga, masa lalu takkan menghilang
Berapa kalipun aku lakukan lagi dan berharap akhir kisah yang berbeda,
Namun, tetap aku tidaklah istimewa baginya
 aku terus tersesat di tempat yang sama

Tak ada kebohongan, jadi berhentilah berbohong
Di momen yang tak pernah aku mengerti kenyataannya
Aku sudah terbiasa dengan hal yang menyakitkan
aku telah menerimanya, Karena aku tak memiliki keberanian melawannya
Aku yakin dan mengerti, di malam yang tenang dan sunyi ini,
aku sendiri, kau takkan datang menemuiku

Aku melihat jendela, bermimpi dan mengkhayal tentang masa depan
Seperti saat sebelumnya,
aku tetap mengagumi lilin dengan cahayanya yang samar
Namun apa ini tanda perpisahan ?

Ketika perlahan aku membungkus dan membuang kesedihan ini
Mungkin hujan ini sudah menjadi salju
Aku mengharapkan sesuatu yang baru, harapan yang baru
Biasanya aku selalu bisa menikmati malam yang sunyi sendiri
Dimana orang biasanya justru merasa kesepian
Bahkan mereka sampai menangis,
dan kini, pertama kali aku merasakan yang mereka rasakan
kesepian di malam yang sunyi