Assalamualaikum !
Selamat …………..ehm selamat apa ya ? pagi siang atau sore ? ya saya harap para pembaca siapapun kamu, bisa tetap selamat maupun pagi, siang atau malam, yah pokoknya selamat setiap waktu deh….
Udah lama nih gak nulis, gak mampir, gak ngeliat blog ini. Blog sendiri aja jarang dibuka, apalagi buat postingan baru. Saya lebih sering buka blog “guru” menulis saya (yah mungkin lebih enak kalo disebut mentor atau temen sharing deh) untuk melihat tulisan-tulisannya yang TOP MARKOTOP !!! hhahhaa sukses buat kamu guru !!! ini PR saya ! guru harus baca ya !! hahhahaha
Baiklah kita mulai ceritanyaaaa,
Hmm sebelum kita mulai mau tunggu sebentar gak ? sebentaaar ajaaaaa, gak lama kok, janji deh, ini blog udah di tinggal lama dan gak di urus, jadi udah banyak debu dan sarang laba-laba di sana-sini, saya bersihkan dulu yaaa, hahha tunggu sebentar……….....................................................................
Oke saya kembali, hahha maaf ya bacotannya banyak ssebelum cerita, hehhe
Kali ini kita agak serius ya, biar gak becanda terus, semoga tetep ada yang mau baca deh,
Hayuuuuuk kita mulai,
tettereeeet tetetetetetettete terereteteeeeeeet teteteteeeeeet teteteeteeeeeet teeteteteeeeeeeeeet cissssss (ecekeceknya theme song 20th century fox)
Pertama-tama, lihat diri pembaca sendiri, lalu liat orang-orang di sekeliling pembaca, kemudian lihat lingkungan sekeliling pembaca, entah itu meja, kursi, lemari, gelas, atau apapun selain manusia. Kemudian pejamkan mata kamuuu ! eits, nanti gak bisa baca postingan ini pulak kalo pejam mata, gak jadi. Oke setelah pembaca melihat diri sendiri, orang di sekitar, dan lingkungan sekitar pembaca, pembaca akan bertanya-tanya, “apa maksudnya? kurang kerjaan kali nih orang!” jangan berpikir aneh-aneh dulu, kita lanjut ke tahap selanjutnya.
Apa ada yang salah dengan diri kamu ketika kamu melihat diri kamu ?
Apa ada yang salah dengan orang-orang sekeliling kamu ketika kamu melihat orang sekelilingmu ?
Dan apakah ada yang salah dengan lingkungan kamu ketika kamu melihat sekelilingmu ?
Apapun yang kamu pikirkan itu adalah cara pandang kamu, atau bahasa kerennya point of view atau sudut pandang. Ketika kamu melihat dirimu sendiri, orang sekelilingmu, dan lingkungan sekitarmu, itu adalah persepsimu sesuai dengan cara pandangmu. Tentu saja orang lain memiliki persepsi yang berbeda tentang kamu, orang sekelilingmu, ataupun lingkungan sekitarmu.
Ini adalah sebuah ilustrasi mengenai persepsi dan point of view.
Empat orang yang buta sejak lahir tak mengenal bagaimana bentuk seekor gajah , (kita misalkan namanya A, B, C, dan D). Di suatu hari seseorang membawa empat orang buta ini ke sebuah kebun binatang dimana ada sebuah gajah yang sudah sangat jinak. Maka seseorang ini berkata pada empat pria buta tersebut “di sana ada gajah yang sudah jinak, kalian silahkan menyuntuhnya agar tahu, bagaimana gajah itu sebenarnya” lalu pergilah keempat orang buta ini meraba gajah itu. Si A meraba bagian belalai, si B meraba bagian gading, si C meraba bagian telinga, dan si D meraba bagian ekornya. Setelah kembali, empat orang buta ini diminta mendeskripsikan bagaimana seekor gajah itu.
Si A : “gajah itu hewan yang bulat dan panjang, kulitnya kasar, dan berlubang di ujungnya”
Si B : “gajah itu hewan yang bulat dang panjang, kulitnya halus, dan runcing di ujungnya”
Si C : “gajah itu hewan yang tipis dan sangat lebar”
Si D : “gajah itu hewan yang bulat dan panjang, kulitnya kasar, dan ujungnya berbulu”
Orang yang mendengarkan hal ini hanya tersenyum dan menahan tawa setelah apa yang baru saja terjadi.
Salahkah orang buta itu ? tentu saja tidak, mereka mendeskripsikan atau mempersepsikan gajah sesuai dengan sudut pandang mereka, sesuai pengalaman mereka.
Dalam diri kita, orang sekitar kita, dan lingkungan sekitar kita, tak jarang kita mengalami beda persepsi dan beda pendapat. Yah, “beda” persepsi bukan “salah” persepsi, “beda” pendapat bukan “salah” pendapat. Tak jarang perbedaan ini menjadi akibat perpecahan. Padahal perbedaan itu indah, perbedaan itu yang seharusnya menyatukan semuanya.
Seperti dalam lagu, takkan enak di dengar apabila sebuah lagu hanya dimainkan dengan satu buah chord saja.
Postingan ini, takkan selesai apabila pada keyboard hanya ada satu “tuts” huruf (walopun postingan ini tak indah).
Sebuah taman kurang cukup indah jika hanya di tumbuhi oleh satu jenis bunga.
Pelangipun bukan apa-apa jika hanya sekedar warna merah.
Perbedaan itu indah bukan ? hanya bagaimana kita menyikapinya saja. karena perbedaan bukan alasan untuk perpisahan :)
|
mereka bisa, mengapa kita tidak ? |
Semoga perbedaan dapat menyatukan kita semua ! sampai jumpa !
Oke sebelum selesai, mohon maaf karena saya menggunakan seekor GAJAH sebagai ilustrasi, maaf ‘GURU’ semuanyaaaaa, sampai jumpaaaa !!!!!